Berdiri tepat ditengah gelap, tanpamu
sepi, hambar, dan semu
Gemuruh hujan mengguyur kalbu, tanpamu
Jemari terasa kaku, hatipun layu
Sesekali kududuk di bawah pohon yang rindang
Menunggu, menunggu, dan menunggu
Menanti hadirnya sang kekasih
Meski hanya berteman mendung yang begitu giatnya merintikkan deras
Dua kali kutetap setia pada penantian
Menunggu, menunggu, dan hanya menunggu
Secangkir kerinduan tak luput dari pandanganku
Nikmat disedu selagi hangat
Kali ketiga ku masih duduk pada tempat yang sama
Menunggu, menunggu, dan terus menunggu
Walau sang pohon sudah hampir lelah
Satu per satu daunpun gugur
Penat mulai nampak pada raut
Rambutkupun mulai memutih
Tetes kesedihan tak dapat disembunyikan
Hingga air mataku mengering
Kekasihku,
Langkahku takkan beranjak kemana
Hingga kau hadir, mendekap dengan penuh rasa

Tidak ada komentar:
Posting Komentar