Tanpa sadar langkahku berjalan mengikuti alur drama sang Tuan
Tak pernah tahu menahu akan rencana-Nya
Bahagia bercampur luka menjadi hidangan yang tak terlewatkan
Kuat dan lemah selalu teradu dalam sketsa-Nya
Tak pernah terlintas untuk bisa mengenalmu karena-Nya
Saling menebar cinta tulus yang datang dari rahmat sang Ilahi
Membagi luka yang tak berujung
Berbagi cerita dalam hati yang penuh duri
Sikapku yang tak sensitif membuatmu begitu geram
Inginku menjauh, tapi entah dadaku begitu sesak untuk menghapusmu
Maaf karena selalu meninggalkanmu sendiri dengan hati yang tak karuan
Membuatmu semakin menangis karena aku
Berasa bisa menggenggam kesejukan ketika berada dalam lingkaran kalian
Saling mengkokohkan pundak meski dengan mudahnya tergoncang angin
Tak apa jika harus merasakan sakit yang teramat sangat
Jika kalian ada untuk merangkulku maka rasa sakit itu akan pupus
Kekecewaan menjadi bumbu-bumbu dalam ukhuwah
Menguji sejauh mana kita bisa menduakan sang ego
Luka itu pasti ada, tapi akan ada obat yang membalutnya
Cinta yang Allah turunkan akan menjadi pengikis luka itu
Tak apa jika hubungan antara aku, kau, dia, dan mereka sudah tak seperti jari telunjuk dan jari tengah
Akupun tak tahu sampai kapan bisa mengikuti langkah kalian
Asal kau tak menghapusku dalam cerita duniamu itu sudah cukup
Menandakan bahwa cinta kita tetap abadi meski tak ada yang abadi

.jpg)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar