Seseorang menemuiku ketika berjalan
di balkon, warung kaki lima, kelas matematika,
bahkan dibalik selimut yang menyisakan
ingatan masa kanak-kanak.
Kau tangguh; atau barangkali aku yang lemah.
Aku melihat duri menancap keras menembus jantung.
Sakit, sesak, dan berdarah. Ah, itu hal biasa.
di balkon, warung kaki lima, kelas matematika,
bahkan dibalik selimut yang menyisakan
ingatan masa kanak-kanak.
Kau tangguh; atau barangkali aku yang lemah.
Aku melihat duri menancap keras menembus jantung.
Sakit, sesak, dan berdarah. Ah, itu hal biasa.
Seseorang harus bersiap basah
ketika musim hujan mengambil alih
langit yang tidak lagi mampu menahan
perasaan yang tumbuh di dada manusia.
Malam terlihat menawan dengan hiasan
lampion yang terpasang di sudut
kota yang hanya menawarkan kesedihan dan luka.
ketika musim hujan mengambil alih
langit yang tidak lagi mampu menahan
perasaan yang tumbuh di dada manusia.
Malam terlihat menawan dengan hiasan
lampion yang terpasang di sudut
kota yang hanya menawarkan kesedihan dan luka.
Seharusnya hujan mampu membersihkan
debu menebal di jalanan yang menyimpan
jejak-jejak kaki seseorang yang pernah datang
membagi bahagia dan rasa sakit yang ingin disembuhkan.
Jangan datang meski hanya sosok
bayangan yang tak terengkuh; atau sekadar menawarkan
kopi yang takkan pernah terteguk.
debu menebal di jalanan yang menyimpan
jejak-jejak kaki seseorang yang pernah datang
membagi bahagia dan rasa sakit yang ingin disembuhkan.
Jangan datang meski hanya sosok
bayangan yang tak terengkuh; atau sekadar menawarkan
kopi yang takkan pernah terteguk.
Bonny M. Cahyani
Surabaya, 03 Juli 2019
Surabaya, 03 Juli 2019