Jalanan basah dengan aroma petrichor
Bercampur dengan aroma green
yang melekat begitu pekat
Aroma tubuhmu tak pernah lepas
dari anak-anak angin yang terhempas
Bahkan tiap orang lebih mudah meninggalkan
dibanding tinggal dalam pelukan
Aku memasukkan diriku kedalam
musik yang biasa kau putar
Memerankan tokoh utama
dengan sayap-sayap yang patah
Aku memaksa masuk kedalam ingatan
Membakar habis seluruh tubuhku
Barangkali hidup adalah tentang
bagaimana melepaskan
dan menghapus ingatan
Seperti kata yang tertulis disecarik kertas
Kemudian kau bakar habis
hingga tak berbekas
Paling tidak aku bersyukur
ketika semesta menghadirkanmu
diantara sajak-sajak patah hati
Paling tidak
kita pernah saling
memiliki, meski sekali
Semoga puisi menjadi mesin waktu
antara kamu dan masalalu
Semoga
Bonny M. Cahyani
Surabaya, 1 Januari 2017